Kamis, 19 Juli 2012

Menghidupkan Gaung, Semangat, & Kebesaran Melayu

* Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai Tahap II Sungai Siak
Pekanbaru (Puskalam)--Tim Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai Tahap II Sungai Siak, hari ini Minggu, 12/6/2010 memulai melakukan perjalanan penelusuran Sungai Siak. Tim yang beranggotakan 8 orang ini akan melakukan ekspedisi selama selama 120 hari yang dimulai dari hulu Sungai Siak di Kampung Tandun dan berakhir di muara Sungai Siak di Bengkalis.



Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai Tahap II Sungai Siak yang diselenggarakan Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau dan didukung oleh Pemerintah Provinsi Riau melului Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kebudayaan ini merupakan lanjutan dari Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai Tahap I Sungai Rokan.
Kegiatan ini bertujuan mengumpulkan data otentik tentang khazanah kebudayaan Melayu untuk digunakan dan dimanfaatkan oleh beragam kalangan dari berbagai disiplin ilmu dan keilmuan, pendukung bermacam-macam aktivitas kebudayaan, keberadaannya akan kembali menghidupkan gaung, semangat, dan kebesaran Melayu itu ke permukaan, sekaligus melakukan kampanye penyadaran kepada masyarakat dan individu-individu yang memiliki tanggung jawab pemeliharaan khazanah kebudayaan Melayu.

Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai ini merajut empat isu utama yang berkaitan dengan pembangunan provinsi Riau pada umumnya yang tertuang dalam Visi Riau dan Master Plan Riau 2020, dan Visi serta Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas Riau. Visi Riau yang inti matlamatnya menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan dan ekonomi Melayu di Asia Tenggara tahun 2020, pencapaiannya dituangkan ke dalam grand design Master Plan Riau 2020 yang menempatkan daerah aliran sungai (DAS) sebagai basis pembangunan. Sedangkan visi Universitas Riau, yaitu “menjadi universitas riset sebagai pusat pemeliharaan, penemuan, dan pengembangan IPTEKS untuk mencapai keunggulan” yang mengacu kepada Pola Ilmiah Pokok (PIP) yaitu “pengembangan wilayah perairan, nilai-nilai Kebudayaan, moral, dan peradaban yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Riau dan Indonesia khususnya, dan umat manusia umumnya, pada tahun 2020”.
Baik Visi dan Master Plan Riau 2020, maupun Visi dan Pola Ilmiah Pokok Universitas Riau itu menempatkan “sungai sebagai focal point. Persoalannya adalah sudah seberapa luas dan dalam ”sungai” di Provinsi Riau diketahui, baik sebagai ruang alamiah, ekonomi, realitas kehidupan, maupun kebudayaan dan peradaban. Dalam konteks kebudayaan dan peradaban saja, misalnya, data yang mendukung pengetahuan dan pemahaman kita amatlah terbatas, berbanding terbalik dengan kepercayaan akademik kita tentang peran sungai-sungai yang ada di Riau dalam dinamika kebudayaan, peradaban, dan ekonomi di rantau ini. Khazanah kebudayaan Melayu tradisional yang pernah dan masih ada di tengah-tengah kehidupan orang/masyarakat Melayu di perkampungan di daerah aliran sungai di Riau juga semakin terancam oleh pergeseran orientasi transportasi (dari air ke jalan).
Bahwasanya hampir secara keseluruhan dari khazanah kebudayaan tradisional Melayu yang terdapat di kampung-kampung, di ladang-ladang, di rumah-rumah hunian yang terpencil yang ada di sepanjang rantau Sungai Siak terancam keberadaannya, sehingga perlu dilakukan pekerjaan mengumpulkan dokumentasi sebelum khasanah kebudayan dan peradaban itu punah.
Secara ringkas, ada beberapa permasalahan penting tentang khazanah kebudayaan Melayu yang ada saat ini, yaitu:
1. Banyaknya khazanah kebudayaan Melayu tersebut berada di pelosok-pelosok atau di tempat-tempat yang sulit terjangkau, sehingga kemungkinan ter-cover-nya atau terdokumentasikannya amat kecil, sedangkan apabila memang belum pernah tersentuh oleh para peneliti sebelumnya, dikhawatirkan akan hilang dan tidak akan pernah lagi diketahui untuk selamanya.
2. Banyaknya khazanah kebudayaan Melayu tersebut yang hilang, rusak, punah, diperjualbelikan, dicuri, dihancurkan dll. sehingga kejadian-kejadian dan kegiatan tersebut amat sangat merugikan mengurangi keseimbangan alam kebudayaan Melayu.
3. Faktor kemiskinan amat sangat berpengaruh terhadap pemeliharaan khazanah kebudayaan tersebut, maka seharusnya ada data tentang pemilik, kondisi, dan keberadaan khazanah kebudayaan tersebut.
4. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memelihara khazanah kebudayaan yang dimilikinya.
Berkenaan dengan banyaknya khazanah kebudayaan Melayu yang saat ini hilang, rusak, terancam keberadaannya, tidak ter-cover, tersembunyi dan tidak terungkap ke permukaan, maka perlu dilakukan aksi berupa pekerjaan-pekerjaan pelestarian, inventory, dokumentasi, dan kampanye untuk perlindungan. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:
1. Penulisan dan pencatatan khazanah kebudayaan Melayu, dilakukan langsung oleh peneliti di lapangan, berupa catatan flsik, catatan usia, kepemilikan dan keistimewaan khazanah kebudayaan tersebut.
2. Rekam audio, merekam langsung suara-suara percakapan, nyanyian, musik, suara-suara alam, fauna dll., dengan menggunakan Digital Voice Recorder. Hasil rekaman suara tersebut amat sangat menentukan kebahasaan dan otentiknya sebuah khazanah penelitian, rekaman suara tersebut nantinya juga bisa dipakai sebagai ilustrasi pendamping data tulisan tentang kebudayaan, serta untuk berbagai keperluan lainnya.
3. Dokumentasi audio visual, pengambilan gambar citra bergerak dengan menggunakan kamera Video, untuk kemudian diolah menjadi karya film dokumeter.
4. Penentuan titik-titik koordinat geografls, situs-situs, negeri-negeri, dan kampung-kampung menggunakan GPS. Data ini amat sangat berguna untuk menentukan titik-titik koordinat situs yang akurat sehingga jelas letak posisinya di dalam peta.
5. Penulisan buku, adalah sebuah pekerjaan yang penting agar khazanah kebudayaan tersebut dapat dibaca dan dipelajari oleh berbagai kalangan. Buku yang telah ditulis tersebut tahap selanjutnya dicetak dan didistribusikan sehingga sampai kepada beragam kalangan dengan harapan bahwa keberadaan kebudayaan Melayu diketahui dan kembali dikenal sehingga keberadaannya benar-benar eksis dan terpelihara melalui bantuan informasi buku.
6. Sosialisasi Pemahaman Kebudayaan, pekerjaan menyebarluaskan informasi serta penyadaran bagi perlindungan khazanah kebudayaan Melayu kepada masyarakat luas agar kembali memiliki kesadaran melindungi dan melestarikan aset kebudayaan tradisional Melayu.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas amat sangat penting dilakukan untuk menyadarkan dan memberikan pencerahan pada generasi penerus bangsa Melayu untuk bisa menumbuhkan kecintaan pada kebudayaan Melayu.
Kegiatan Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai ini berlangsung dalam empat tahap, yaitu Tahap I di Sungai Rokan (2009), tahap II di Sungai Siak (2010), tahap III di Sungai Kampar (2011) dan tahap IV di Batang Kuantan/Sungai Indragiri (2012).
Pekerjaan selama Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai (Tahap II Sungai Siak) ini dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut:
1. Pendokumentasian di aliran sungai Siak melalui transportasi air maupun darat;
2. Mendatangi rumah-rumah dan individu perorangan untuk mendapatkan data secara langsung.
3. Mengumpulkan data tersebut dalam kelompok-kelompok yang telah ditentukan.
4. Seleksi foto-foto dan olah photografi di studio.
5. Menulis semua data hasil rekaman menjadi data tulisan dan pangkalan data.
6. Penulisan buku, layout, dan desain grafis.
7. Penerbitan.
Output dari kegiatan ini akan menghasilkan: 1. Data khazanah kebudayaan Melayu yang ada di sepanjang aliran sungai Siak, berupa data asli penelitian, fotografi, data rekam suara, dan data videografi. 2. Karya-karya photografi tentang alam dan kebudayaan Melayu, karya tersebut bisa dipakai untuk memperkenalkan eksistensi kebudayaan Melayu, bisa pula dipakai sebagai penunjang kepentingan seni, komunikasi, disain, pendidikan dan pengajaran. 3. Terkumpulnya data yang autentik dan berkualitas sehingga bisa didirikan ‘bank data kebudayaan Melayu’ khas Riau terlengkap se Asia/Tenggara, yang menyediakan data tentang alam, manusia dan budaya Melayu dalam bentuk teks, rekaman suara, photografi, peta, dll. Dan 4. Terbitnya buku-buku yang memuat segala catatan, keterangan, ulasan, photografi, dan videografi tentang kebudayaan Melayu.
Jalur ekspedisi Sungai Siak adalah menyelusuri kampung-kampung disepanjang aliran Sungai Siak termasuk kampung-kampung yang dilalui oleh anak-anak Sungai Siak.
Target Data Secara Umum
A. Bahasa
1. Pepatah peribahasa, ungkapan, kata berkait, petatah petitih dll.
2. Sastra dan sejarah lisan;
3. Nyanyian, dendang, timang, koba;
4. Cerita rakyat, legenda, dongeng dll.
B. Perkakas
1. Alat ke air; lukah, tempuling, kail, bolek, sindiran dll
2. Alat ke hutan; tombak, jerat, parang, senapan dll
3. Alat ke Ladang; tajak, kedong, beliung dll
4. Alat-alat beradat; tepak, tunggul, sirih dll
5. Senjata-senjata tradisional
6. Dll.
C. Sosial budaya (siklus kehidupan)
1. Menikah
2. Lahir
3. Besar
4. Tua
5. Meninggal
D. Seni Rupa
1. Ukiran
2. Anyaman
3. Lukisan
4. Gambar
5. Rajah
6. Dll.
E. Kepercayaan
1. Jampi
2. Mantra
3. Doa
4. Benda-benda; geliga, batu, keris, tangkal
5. Dll.
F. Flora
1. Makanan pokok
2. Obat-obatan
3. Dll.
G. Fauna
1. Binatang peliharaan
2. Binatang liar
3. Binatang keramat
4. Dll.
H. Manusia
1. Karakter
2. Sifat
3. Tokoh-tokoh dahulu hingga sekarang
I. Agama
1. Islam
2. Aliran-aliran
3. Dll.
J. Bangunan/arsitektur
1. Rumah adat
2. Istana
3. Rumah tradisional
4. Benteng, pekuburan
5. Dll.
K. Persukuan
1. Raja dan bangsawan
2. Suku-suku asli
3. Suku-suku pendatang
L. Tempat
1. Tempat bersejarah
2. Negeri-negeri
3. Tempat wisata
4. Jirat dan tempat keramat
5. Dll.
M. Pencak Silat
1. Aliran
2. Gelanggang
3. Tokoh pendekar
4. Dll.
N. Permainan
1. Gasing
2. Congkak
3. Statak
4. Galah Panjang
5. Dll.
O. Makanan dan masakan khas Melayu.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites