Senin, 03 Agustus 2009

Puisi-Puisi Amirullah

Oleh: Amirullah

Bulan

Menerangimu menjadi mimpi memeluk pelangi
Menerangimu merupakan hidup angan alam semesta
Menerangimu adalah langkah kakiku
Menerangimu denyut nadiku
Namun
Jika cahaya itu tak cukup
Menetaplah
Jangan pernah pergi tanpa kata
Menyayangimu telah menjadi tujuan
Jangan pernah berpaling
Denga bulanpun aku enggan berbagi
Karena itu akan menjadikan ku mati
Yang membuat nadi ini terus berdenyut
Adalah senyum itu
Apa daya



Lautan Sayang

Memang aku bukan yang pertama
Menabur benih diladang yang hijau
Memang juga bukan aku yang pertama
Yang menganggapmu bulan
Dan memang bukan aku juga yang pertama menatapmu
Oh dewiku
Harapku
Jika sayang itu ada selus lautan
Berikan aku segelas saja
Tuk pelepas dahaga ini
Jika sayang itu seperti angin
Belailah sum-sum ini
Agar sesak ini merasa longgar sejenak saja
Jika sayang itu seperti asinnya lautan
Berikan padaku setetes saja
Agar aku mampu menikmati
Asinnya cintamu
tak ada lagi kata
Yang membuat lara ini jadi surga
Namun kalau sayang mu seluas lautan sisakan setetes
Jangan semua kau berikan padanya
Oh dewiku


Perang Itu

Perang itu kini masih
Lihat bosnia
Lihat afgan
Lihat iraq
Lihat batavia
Lihat palestin
Lihat indonesia
Lihatlah seluruh muslim dunia
Bom telah menjadi teman akrab kita
Tertawa pada senjata yang mereka beli dari negara adidaya
Bangga dengan diplomasi yang ditawarkan
Tersenyum melihat kepingan mayat saudaranya
Kaku pada kata damai
Semua tak bergeming
Diam
Adalah kita



Damai

Kami telah damai
Sepenggal kata-kata itu spontan membuat tertawa meringkih
Secepat itukah
Atau ini perang yang diciptakan
Atau perang buatan
Tak apalah kataku
Mereka menikmatinya
Takut berubah menjadi berani
Lemah menjadi kuat
Bodoh menjadi pintar Cuai menjadi kreatif
Perang telah merubahnya
Atau malah sebaliknya
Ini perang serabutan
Tapi tetap perang
Batin tetap menatap jauh kedepan
Angan meratap pada mimpi
yang tak kunjung iba
Ya iba
Namun ada secerca harapan saat mentari mengantar malam
Mereka tersenyum
Aku mulailah mengerti


Secawan Empedu

Tuangkan pada ku secawan empedu
Agar aku merasakan pahitnya asa mu
Sungguh keinginan ini
Mengenalmu seperti bumi mengintari matahari
Seperti bulan mengelilingi bumi
Selalu begitu
mau....

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites