Rabu, 05 Agustus 2009

Rektor Jadikan Tim Muhibah UR go Internasional

PEKANBARU (Puskalam)-Rektor Universitas Riau (UR) melalui Pembantu Rektor UR II Dr. Yanuar menjadikan rombongan Muhibah seni-budaya Melayu Riau menjadi sanggar kesenian UR yang go internasional. Pernyataan ini dinyatakan ketika tim muhibah beraudiensi dengan pihak Rektor di Kampus Binawidya (4/8) kemarin.

Dalam kaitan itu Tim muhibah Sabtu, 8 hingga 10 Agustus mendatang akan belajar silat tradisi dan kayat di Baturijal dan Sentajo. Hal tersebut disampaikan Ketua/Penanggung jawab Drs Elmustian Rahman, M.A Senin (4/8) di Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyaratan Universitas Riau.

“Rektor melalui PR II Dr. Yanuar, M.Si menyambut baik, usulan kita untuk menjadikan tim muhibah dibentuk sebuah sanggar yang memenuhi standar internasional untuk menjadi percontohan di UR dan Riau umumnya. Pihak rektorat akan mendukung penuh, setiap kegiatan muhibah demi pencapaian visi UR kedepannya,’’ papar El sapaan akrab dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UR itu.

Bahkan, dalam waktu dekat ini pihak rektorat mendukung keberangkatan tim muhibah ke Baturijal untuk mempelajari atau berlatih silat tradisi. Selain ke Baturijal, tim juga akan ke Sentajo untuk menyaksikan Randai dan Kayat. Dengan memberikan fasilitas bus kepada tim demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Yanuar, memberikan motivasi dan apresiasi tinggi kepada P2KK yang telah menjalani prosesi audisi pemilihan mahasiswa berbakat untuk diberangkatkan ketiga negara tersebut, dalam program Muhibah Seni Budaya Melayu: Melayu Sejati.

Selain itu, pihak rektorat akan membantu anggaran diluar dana komitmen yang 10 persen untuk tim muhibah, dari anggaran Rp.500 juta yang dialokasikan pusat untuk program hibah bersaing tersebut. Bantuan itu berupa dana fasilitas latihan dan pertunjukkan. ‘’Kita selalu komit. Apalagi ini kegiatan yang mengharumkan nama Universitas Riau (UR),’’ ungkapnya serius.

Di sisi lain, ketua/penanggung jawab Tim Muhibah Elmustian Rahman engatakan, bahwa tidak ada alokasi anggaran diluar keberangkatan. ‘’Semua untuk biaya keberangkatan, jadi kita ketetran untuk proses latihan dan perlengkapannya. Terpaksalah ngutang sana ngutang sini. Pinjam sana, pinjam sini. Namun sejauh ini kita masih mampu menanggulanginya, khusus untuk pembelian kain dan keberangkatan latihan silat tradisi kas kita di P2KK habis,’’ ungkapnya.

‘’Selain itu, kita juga mendidik mereka menjadi multi talenta. Bisa memainkan lima genre kesenian Melayu Riau, seperti kayat, Koba, Pantun, Syair dan Tari. Serta memainkan alat-alat musiknya. Untuk tari saja ada tiga jenis, yakni tari Lambak, Zapin tradisi, dan silat tradisi. Kemudian, kita nantinya juga akan mengajarkan workshop kepribadian. Jadi mereka akan tau bagaimana bersikap layaknya orang-orang yang terpelajar. Nanti akan kita undang, istri-istri pejabat Melayu Riau ini bagaimana seorang perempuan dan pemuda melayu dalam kesehariannya dan bergaul,’’ jelasnya. [amir-the real malay]

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites